Kamis, 06 Oktober 2011

SAIL WAKATOBI-BELITUNG 2011


Sail Wakatobi–Belitung  (SWB) 2011, dipastikan akan menggemparkan khalayak internasional. Pasalnya, selain bertabur kegiatan skala internasional, juga akan diikuti peserta Rally Yacht (kapal mewah). Jumlah peserta kapal mewah itu relatif besar dari tahun sebelumnya, yakni mencapai 200 kapal.

Bupati Wakatobi, Ir Hugua, melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Hasirun Ady mengatakan, Wakatobi sudah dua kali menjamu paserta Rally Yacht Internasional yaitu saat Sail Bunaken 2009 dan saat Sail Banda 2010. Jumlah yacht yang singgah di Pelabuhan Wanci pada tahun 2009,  67 buah yacht dan pada tahun 2010,  47  buah yacht.

Mulai tahun 2009, Kabupaten Wakatobi sudah tercatat di dunia sebagai destinasi Rally Yacht Internasional. Dengan demikian, Wakatobi pada tahun-tahun mendatang akan terus disinggahi kapal-kapal pesiar.
“Ya, cukup lama bupati Wakatobi, Ir. Hugua berusaha meyakinkan pihak penyelenggara Rally Yacht,  hingga sekarang Wakatobi masuk destinasi yacht internasional. Dua kali bupati presentase dihadapan panitia Sail Indonesia. Pertama tahun 2008 di Jakarta dan kedua tahun 2009 di Denpasar, Bali,” terangnya.

Terkait pelaksanaan SWB, guna membangun kesamaan persepsi dan sekaligus upaya  menyukseskan SWB, telah diadakan dua kali rapat sosialisasi yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Sultra, H. Saleh Lasata. Rapat pertama tanggal 22 Desember 2010 bertempat di Meeting Room Patuno Beach Resort ( PBR ), Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi. Rapat kedua dilaksanakan tanggal 7 Januari 2011, bertempat di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sultra di Kendari. Rapat di Wakatobi, turut hadir dari pusat yakni  Dr. Ir. Aji Sularso, MMA (Kementrian KP) dan Dr. Hartoyo Suhari, MPA (Staf Ahli Menkokesra) masing-masing sebagai nara sumber.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, peserta Rally Yacht dalam rangkaian kegiatan SWB 2011 akan dilepas (Flag Off) oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Fadel Muhammad di Darwin Australia, minggu kedua bulan Juli tahun 2011. “Diperkirakan minggu kedua bulan Agustus, para peserta Rally Yacht mulai berdatangan di pelabuhan Wanci, Wangiwangi, Wakatobi. Informasi dari panitia pusat saat ini, telah terdaftar 200 buah yacht, untuk mengikuti Rally Yacht dalam rangka  SWB 2011,” katanya.

Kedatangan peserta Rally nanti, bertepatan dengan hari ke-17 bulan Ramadhan, menurut  almanak Masehi Hari Raya Idul Fitri jatuh antara tanggal 30-31 Agustus 2011, makanya, kegiatan outdoor di Wakatobi diusahakan tidak mengganggu pelaksanaan ibadah puasa. Selain itu, telah diadakan sosialisasi di Wangiwangi, Wakatobi, 22 Desember 2010 dan di Kota Kendari 7 Januari 2011. “Pada Rapat Sosialisasi di Kantor Gubernur Sultra, Jumat pekan lalu, berhasil disusun agenda kegiatan yang disesuaikan dengan ketersediaan sarana prasarana. Ada tiga kabupaten/kota yang akan menjadi penyelenggara kegiatan dalam rangkaian SWB 2011 yaitu Kota Kendari, Baubau dan Wakatobi.

Kegiatan yang bersifat indoor akan dilaksanakan di  Kota Kendari dan Kota Baubau. Sementara kegiatan out door akan dilaksanakan di Wangiwangi, Wakatobi. Ada juga kegiatan indoor yang akan diselenggarakan di Wakatobi  disesuaikan dengan kapasitas akomodasi yang ada,” tutur Hasirun Ady.

Lebih jauh, Hasirun menjelaskan, dalam rapat pemantapan di Jakarta dan di Belitung, Oktober dan Nopember  tahun lalu, telah digambarkan event dan kegiatan yang akan dilaksanakan di Propinsi Sulawesi Tenggara dan Propinsi Bangka Belitung, di ntaranya  Coral Reef Meeting, CTI Confrence, Tour 1000 bikes, Upacara 17 Agustus di bawah laut, Expo, Pagelaran Budaya, Pengobatan oleh operasi Baskara Jaya dan Lomba Foto Underwater digital.

Khusus Operasi Pelayanan Kesehatan Baskara Jaya, hanya akan dilaksanakan di Pulau-pulau Propinsi Sulawesi Tenggara. Dalam rancangan rute Operasi Baskara Jaya ini di mulai dari Wakatobi – Kendari, Kepulauan Tiworo/Raha- Kota Baubau dan Pulau Kabaena – Bombana.

“Secara detail, jenis kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing propinsi Sulawesi Tenggara dan Propinsi Bangka Belitung akan disepakati dalam rapat panitia nasional yang akan dilaksanakan minggu ketiga Januari ini,” ungkapnya.

Screen Capture

Rute Sail Wakatobi-Belitung 2011

Senin, 03 Oktober 2011

Tanjung Tinggi - Bangka Belitung

Ada banyak hal menarik tentang Tanjung Tinggi-Bangka Belitung di balik keindahan pantai-pantainya,  Berikut ini sekilas uraian tentang hal-hal menarik di Tanjung Tinggi:

    * Tanjung tinggi adalah pantai yang diapit oleh dua semenanjung. Pantai ini berpasir putih, dan unik karena terdapat ratusan batu granit besar yang tersebar di kedua semenanjung dan juga di laut di depan pantai. Ukuran granit mulai dari beberapa meter kubik hingga ratusan meter kubik lebih besar dari sebuah bangunan sebesar rumah. Anda bisa naik, berjalan dan melompat diantara granit untuk menikmati pemandangan eksklusif dari setiap sudut anda berdiri. Bentuk dari batu-batu besar itu juga unik, sebagian membentuk gua, yang dapat digunakan berteduh selama hujan. Batu-batu itu bertumpuk satu sama lain membentuk obyek yang menarik sebagaimana secara jelas anda bisa lihat dari foto-fotonya.

    * Batu-batu tersebut terletak diatas pasir putih. Sebagaimana anda lihat dari foto, anda bisa berjalan diatas pasir putih diantara batu dan air laut yang jernih. Pasir putih ada dimana-mana sepanjang pantai. Anak-anak akan sangat suka bermain disana. Karena ombak tidak besar, air lautnya jernih dengan permukaan bawah laut yang berpasir, anak-anak akan sangat suka bermain di pantai. Anda tidak perlu khawatir dengan serangan ikan hiu, karena tidak pernah terjadi di Belitung. Satu-satunya yang kadang-kadang harus diwaspadai adalah ubur-ubur, khususnya yang besar.

    * Tanjung tinggi juga dinamakan Pelabuhan Bilik. Dahulu tempat ini adalah pelabuhan nelayan bagi desa terdekat Keciput atau Tanjung Tinggi. Ada paling tidak dua puluh rumah makan seafood sederhana di sepanjang pantai. Ini adalah tempat untuk anda beristirahat sejenak, minum kopi atau memesan makan siang. Menu utama adalah makanan laut. Hanya saja, jangan berharap anda mendapatkan pelayanan sekelas restoran di mall. Mereka hanya orang-orang biasa dari desa yang membuka restoran sederhana. Jangan khawatir, masyarakat di sana selalu ramah pada semua tamu, sama seperti umumnya orang Indonesia.

    * Saran saya, setelah anda check-in di hotel, pergilah ke Tanjung Tinggi. Dengan cara ini, anda bisa menikmati keindahan pantai dalam cuaca yang cerah, untuk menghindari kemungkinan hujan di waktu sore. Jika anda tiba di sana, mampir saja di salah satu restoran seafood di sana. Menu di tiap restoran sama, saran saya pilih tempat yang banyak pengunjungnya karena biasanya masakannya lebih enak, jika anda ingin bersantap siang di sana. Kalau tidak minum kelapa muda juga sangat mengasyikkan. Restoran biasanya menyediakan fasilitas sederhana untuk mandi dan membersihkan badan dari air asin setelah berenang di pantai.

    * Percayalah, begitu anda tiba di sana, anda tidak akan sabar untuk berlari ke pantai dan merasakan halusnya pasir putih dengan ombak yang menyapu pantai dengan lembut. Anda akan berjalan-jalan sepanjang pantai, dan karena penasaran, anda akan menuju batu-batu granit dan memulai petualang dengan melompat diantara bebatuan granit, atau berjalan diantara batu-batu yang besar. Semakin anda mengitari sudut-sudut pantai, semakin bisa melihat keindahan panorama pantai ini. Total panjang pantai kira-kira 1.2km, tapi anda bisa berjalan lebih jauh lagi karena sepanjang pantai pasir tetap putih.

Begitulah, artikel ini mungkin terlalu panjang untuk dibaca. Tetapi setelah anda kembali dari sana anda bisa jadi memiliki lebih banyak kata-kata untuk menceritakan keindahan tempat ini. Area Tanjung Tinggi sebagian dimiliki oleh Grup Ranati, perusahaan Indonesia. Ini termasuk Lor In Hotel yang berjarak kira-kira 2km dari pusat pantai Tanjung Tinggi.

Belitung Siap Menyambut Sail Wakatobi-Belitong 2011

Bupati Belitung Ir.H.Darmansyah Husein menyatakan siap menyambut even Sail Wakatobi-Belitung 2011 yang akan digelar pada pekan kedua dan ketiga Oktober mendatang. "Kegiatan ini bisa menggerakkan ekonomi daerah di sektor pariwisata," tegas Darmansyah Husein di kantornya, belum lama ini.

Saat ini pihak Pemkab Belitung tengah mempersiapkan seluruh sarana dan prasarana untuk menyongsong gelaran yang rencananya juga akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini. Khusus untuk mendukung kegiatan ini, pihak Pemkab Belitung telah menganggarkan dana sekitar Rp 1,6 miliar. "Ini sebenarnya sama dengan festival yang telah digelar di tahun-tahun sebelumnya, cuma ruang lingkupnya diperluas sehingga diperlukan dana yang lebih besar," jelas Darmansyah.

Menangkap momentum Sail Wa-Be 2011, Pemkab Belitung juga tengah mengusulkan kawasan ekonomi khusus pariwisata di wilayah utara Kabupaten Belitung. Selain itu akan dilakukan pula pengembangan kawasan wisata Tanjungpendam yang berada di pusat kota Tanjungpandan. "Kita akan menjadikan Tanjungpendam sebagai waterfront city-nya Belitung," harap Bupati Belitung ini.

Diharapkan, dengan Sail Wa-Be 2011 bisa menunjang citra Kabupaten Belitung sebagai destinasi baru kepariwisataan di Tanah Air. Memiliki 250 pulau besar dan kecil, Belitung jelas layak menjadi surga bagi para wisatawan. Tak cukup dengan itu, cerita tentang keindahan Belitung makin kuat seiring munculnya sebuah novel dan film berjudul Laskar Pelangi. Maka, syarat-syarat utama bagi Belitung untuk disukai para wisatawan sudah tersedia

Sering Disinggahi Pelaut, Kasus HIV di Belitung Meningkat

Belitung, Kasus HIV/AiDS belum terlalu terlihat di kabupaten Belitung. Tapi sering banyaknya pelaut mancanegara yang singgah dan maraknya wisatawan yang datang, kini kasus HIV/AIDS di Belitung cenderung meningkat.

"Selama tahun 2009-2011 kasus HIV/AIDS cenderung meningkat," ujar Yulia selaku pengelola program HIV/AIDS dan IMS Dinkes Belitung, di Puskesmas Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung, Rabu (21/9/2011).

Sejak akhir 2009 hingga tahun 2011 diketahui ada sekitar 37 orang yang terinfeksi HIV/AiDS, namun diketahui baru 7 orang yang mendapatkan pengobatan dengan ARV. Sedangkan masyarakat yang menjadi suspect akan dikirim ke rumah sakit umum.

Sementara itu drg Maria Cornellia, Kepala Puskesmas Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung menuturkan beberapa tahun lalu kasus ini belum terlalu terlihat, tapi saat ini kasus tersebut mulai nampak atau terlihat.

"Sering disinggahi pelaut dari negara lain, mulai menjadi tempat atau pulau pariwisata sehingga dekat dengan dunia hiburan atau entertaint malam dan ada pula konsumen dari masyarakat lokal sehingga dibawa ke rumah dan menularkannya," ungkapnya.

Untuk itu di Puskesmas Air Saga kini terdapat klinik khusus infeksi menular seksual (IMS). Klinik ini baru ada di puskesmas air saga pada bulan Juli, namun masih sedikit masyarakat yang mau datang karena takut dicap negatif oleh masyrakat.

"Karenanya kita masih jemput bola dengan mendatangi kafe-kafe. Rata-rata disana mengalami keputihan tapi belum tahu karena apa," ujar dr Joko Ferdinanto.

dr Joko menuturkan infeksi menular seksual yang ditemukan seperti sifilis, kencing nanah, infeksi serviks pada perempuan serta uretritis pada laki-laki. Biasanya data yang masuk dikumpulkan per 3 bulan sebelum akhirnya dilaporkan ke pusat.

Untuk itu diperlukan sosialisasi lebih lanjut pada masyarakat mengenai infeksi menular seksual khususnya tentang HIV/AIDS seperti dalam hal bahaya dan pencegahannya.


Virus HIV AIDS dapat menyebar dengan cara:

1. Melalui kontak seksual
Termasuk oral seks dan anal seks

2. Melalui darah
Melalui transfusi darah atau penularan karena menggunakan jarum suntik secara bergantian

3. Dari ibu ke anak
Seorang wanita hamil dapat menularkan virus ke janinnya melalui peredaran darah, atau ibu menyusui dapat menularkan ke bayinya melalui ASI-nya.

Resep Rendang Ala Belitung



Bahan:- Daging sapi segar
Bumbu:- cabe besar
- cabe rawit sesuai selera
- jahe
- bawang putih
- santan kelapa
- daun jeruk purut
- daun kunyit
- margarin
- kencur
- daun salam
- bawang merah

Cara membuatnya:
- Haluskan bumbu( selain daun kunyit,daun jeruk purut dan daun salam ).
- Daging dipotong sesuai dengan selera,dengan catatan daging jangan diiris terlalu tebal agar bumbu bisa meresap di daging.
- Bumbu yg sudah halus dicampur bersama daging dan dikasih margarine sedikit.
- Setelah itu dimasak di api yg tidak besar sampai keluar air dan daging agak empuk,masukan santan kelapa dan daun pelengkapnya.
- Buat perasa beri sedikit garam dan penyedap rasa.diaduk sampai daging terasa pas rasanya n telah menjadi empuk.
Selamat mencoba!

Tari Sapen


Tarian ini sudah jarang dimainkan, tapi biasanya tarian ini dimainkan oleh muda mudi diiringi oleh musik melayu, gerakan nya sangat lincah. Biasanya dipakai untuk menyambut tamu.



Screen Capture

ABOUT KEPULAUAN BANGKA BELITUNG on English

Bangka Belitung Island is a province with archipelago nomenclature. Consisting of approximately 81,725,14 km sq. land with its 16,424,14 km sq and wide territorial water is 65,301 km sq, 20% among others represent territorial water of rock. Consisting of 2 big islands, Bangka Island and also 254 islets surrounding them with coastal length is 1,200 km sq, divided  in 7 sub-provinces.

History
With excellence of comparability and supported by regional ecosystem of archipelago, coastal area and the island with the other, Bangka Belitung present marine tourism (diving, scuba, snorkeling, fishing and sailing). After tin was found here in 1710, Bangka (derived from the local word wangka meaning tin) got his wealth and fame from this metal. These days tin is still mined but not as much as before.

Entry
Get a flight from Soekarno-Hatta Airport. Or you can visit Bangka Belitung by boat from Palembang.

People & Culture
The Chinese make up at least 20% of the population of Babel. The majority of the Chinese are direct descendants of the coolies who worked the tin mines. The oldest temple is in Batu Rusa, a village along the road from Pangkalpinang to Sungai Liat. A beautifully decorated temple is found near Tayu in the north of Bangka Island. There are approximately 55 Chinese or Buddhist temples on Bangka alone that are still in use.

Cuisine
Due to its proximity to sea, sea food has become a favorite. Chinese influence also can be seen in the dishes that mainly use Chinese spices. While you're here try gebung, the local dialect for chicken fish. Its firm and tasty flesh will delight your senses.

Minggu, 02 Oktober 2011

Potensi Belitung

Bahan Tambang
Kabupaten Belitung memiliki hasil bumi berupa bahan galian, yaitu: timah, bijih besi, tanah liat, pasir bangunan, gelas serta kaolin yang diekspor baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
Pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Belitung menghasilkan rempah-rempah berupa lada yang berkualitas ekspor serta perkebunan sawit yang hasil produksinya sudah diekspor berupa minyak sawit mentah (CPO) serta banyak lagi hasil pertanian lainnya.
Kelautan
Kabupaten Belitung juga kaya dengan hasil lautnya yang juga diekspor ke luar negeri serta sektor pariwisata yang sangat indah terutama pantai dengan pasir yang sangat putih berkilau bak mutiara.

Screen Capture

INFO

For Info about Belitung,etc

YM -- dlvn97
Blackberry Pin -- 21A52F63
Phone -- 62817200797

Screen Capture



Vihara Buddhayana

Sabtu, 01 Oktober 2011

Ngenjungak by Fithrorozi


Ngeludus Gara Gara Pelanggoran

Debawa ketinggeran burong pereling, jatuk bua-bua are. Bua are randang nyaman de liat, tapi sekali deperise’ da’ gi’ semperene, la isa’ deputok rupe e. Separo se, bua are no’ la lama’ jatu’ la numbo. Kayu are, gudang makanan burong-burong utan, ukan mingga’ pereling beridup kan bua are. Biase e, la terang tana, berebak, pereling, pentis, bekicauan, bemain de dahan-dahan batang.
Ampas-ampasan bua isa’ demakan e da’ tau nyebut e. Pa’kal de utan, mun de laman ruma ade jalan Nek Mot ngambau. Tebiat burong bekawan makan da’ sua sekali bas. Selama’ kayu are da’ detebang, gi’ nyaman ngendengar suare burong. Ukan base ape, biar ga’ benatang mun tempat burong ngencari’ makan to usa derusak. Da’ burong, da’ kite la, sing perelu kan ketinggeran. Mingga’ ye, ketinggeran burong idang makan, mun ketinggeran kite idang ngelepas sisa’ makan.
Setinggi-tinggi burong terebang, kan inggap jua’ mun la waktu e makan. Mingga’ ye, benatang da’ dapat muat pemakanan sendiri. Jadi da’ tau nyebut e, mun tempat pemakanan burong kimacam kayu are tumpas depetebange’.
Lain kan manusie. Laok kuang diri’ no’ ngator. Mun patut nak ngelimat, usa bagi’ ngabise’ isi’ pendaringan, mubazir, uji Kik Lebai. Mun nasik la demasak, laok la lengkap, patut kan besaji, tang besaji. Makan besaji ukan mingga’ muat urang jadi akrab, tapi care idang ngelimat base nak betebiat kelala jadi da’ nyaman ati. Kitu jua’ mun no’ raga malas makan, timbul renye’ makan mun kiri’ kanan ngipu
Benatang jua’ perajinan makan same-same. Biase la uda muti’ bua, burong punai beketinggeran de batang betor padi. Betor padi, tempat no’ nyaman ngabise’ pemakanan.” Euuww usa kan burong aku ja’ kitu jua’ Mek. Biar laok to nyaman de ruma, mun perasaan diri’ ne da’ tenang, tang lebe nyaman makan de kape semak”, uji Repek. “ Tah ye, aku se da’ sanggup “, uji Semek.
Andangan dua’ tige ari ne, Repek mimang jarang makan de ruma pedahal beras pemerinta da’ kimacam jaman perusahaan bari’ e. Ape agi’ no’ dapat tunjangan, kuang milik beras no’ nyaman.Lain kan Semek, ga’ ngandalkan beras de ume itu la.
“ Mika’ se nyaman Mek, tika maras taun kemari’ mika’ mutong lepat gede. Setau aku lepat idang maras taun to da’ bangat gede. Bee mun asel ume to banyak, lepat to depebagikan sekampong-kampongan. Jadi mun mutong lepat la makai parang ngayak benar makmor e “. Cakap Repek ukan sembarang cakap tapi nang raga berisi’, base ngeliat Semek, kuat bepinjam beras. Jadi no’ ape maksud mutong lepat gede kemari’.
Sejurus Semek nyiapek pekakas idang mulut burong timbal e da’ nge kan cakap Repek. Jaman Tuk Menek bari’ e, da’ ade istila ruang makan no’ tepisa kan dapor. Mun ade tempat idang ngelepaskan tudong saji, tang desitu’ la makan e. “ Aku ne iran ngeliat kao kuat makan de luar, Pek !. Ngeliat dapor kao ja’ silau mate aku, setana dapor to idang tempat tidur. Da’ patut da’ beta mingga’ nak makan. Mun nak makan bekawan ki punai galak e, usa jao–jao detaware’ diri’ ne ” Hhmmmmmm, Semek ngadang ripu’ rupe e.
Istila ngencari’ idup, istila ngencari’ rejeki, istila ngencari’ makan mimang kuat larat mun de tangan urang-urang no’ kuat ngadang ripu’. La tau rukun ngencari’ idup to nak bebadan sehat gi’ manse maksekan diri’ begawe timbul e makan da’ semperene dara. Ja’ mun deperatikkan berebak, punai, pentis da’ bagi’ mawa’ ambong pempang ne la ade batang bebua banyak. Cukup selulum, pukok e batang to jangan detebang. Uji petua urang bijak, ape no’ ade de dunie ne cukup idang semue manusie, tapi da’ kan cukup untuk surang no’ seraka. Jadi jangan kelala, uji pengulu gawai.
“ Pek, da’ renye’ ke kao kan gangan burong punai. Mun renye’, yuk bekemas, kite ngencari’ punai. Urusan mentandi’ ?, usa kao gadoe’ !.” uji Semek. Gawe urang partikeler kimacam Semek, mentandi’ to ukan ga’ aci gering, tapi nak ngitong jua’. Dari asel mentandi’ punai, dapat la Semek ngisi’ kepunjin. Patut Semek kuat keberisokan mun tedengar urang nebang batang. Ye da’ ye, batang-batang de utan to tempat pencari’an Semek. Ukan mingga’ burong, Semek ja’ beridup dari batang-batang de utan itu jua’ rupe e.
Biase e Semek masang pulut de tempat pemandi’an burong, pelanggoran kan tempat burok ngencari’ makan. No’ paling kerap e se, debawa batang betor padi. Betor padi to tempat no’ paling Mun la beketinggeran de batang betor padi itula pelanggoran punai bekawan. Patut kan masang pulut, tang depasang. Jan takut da’ bedapat. Semek ukan ga’ aci senang mun urusan mentandi’. Ape agi’ andangan gawe da’ nentu, tang ke bang utan itu la andalan Semek idang ngisi’ kepunjin.
“ Mun pegawai ki kao se nyaman Pek…Pek, da’ ritok kan urusan pekati’. Kerje da’ kerje, pintar da’ pintar, gasik da’ gasik same saja’, no’ penting cucok kan mistik Baperjakat”. Idup Repek mimang beruntong, de kantor banyak dapat pasilitas. De kampong la naro ruma gedong, perigi la de bang ruma. Urang kampong se nyebuat Repek to urang la senang. Tapi perasaan Repek da’ dapat deukor kan pasilitas ruma ape perigi. Andangan seminggu ne, Repek lebe banyak makan de luar ruma.
“ Pek…Pek, da’ setana kao ne da’ beta de ruma Dari gawe siang ari, sampai begawe malam ari sing saba’an nyaman la. Sua ne kao isa’ muat pasal kan bini kao, Patima. Mun tebiat kelala kuat da’ ngerase diri’ ne la bepeneng”. Kelakar Semek kan Repek ngaba’ da’ mentandi’ tule panjang gara-gara pelanggoran. Keujong-ujong e da’ nyaman makan deperengute’ bini. La susa de kantor, de ruma pun ape agi’.
“ Hmmm, tang sua ne bini aku ne keberisokan gara-gara isa’ teliat aku nimpelkan Hamena. Ape agi’ ketong Hamena to raga berisi’”. Repek timbul tekidar gara-gara ngendengar kelakar Semek. Mun burong punai, pelanggoran ade de punggor, beriwang-riwang beketinggeran ngelepas lete isa’ ngencari’ makan, tapi pelanggoran Semek ukan de pungor tapi de kape semak.
Ngaba’ nak pegi mentandi’, Patima ngeluarkan menggale rebus. Patima ngarap kan Semek dapat ngembujok laki jan rajin ngencari’ pelanggoran de semak-semak. Mun laki aku ne pegi ke utan da’ gila’ banyak pelanggoran detempo paling-paling ga’ ngerenong pelanggoran burong punai. Tapi mun de kute ne, biar tempat e de semak belukar, isi’ pelanggoran to ukan punai sekawan, tapi dayang-dayang melinter. Mun la teliat ade no’ laki dudok, empat lima’ iko’ dayang sekawan ngendekat.
Ngeliat menggale pua macam kitu, nepik ai’ lior Semek, sampai-sampai da’ tekidar base la isa’ ngenggasak menggale rebus de ruma tadik. Gara-gara kelala kan menggale rebus, ngeludus ne jungor. Itu la mun tebiat kelala, ceruco, makan da’ tumaknina. Jaaak ai, ngeludus, letup sebiber-biberan

Sang Pengupi

Andangan angin betiup raga dak ngimbak, kulek Cik Gapar tekapar de pingger pantai. “ Daripade babak bingkas deterepak angin, mesin duit kite nok gik detenga laut, nak deselamatkan Not. Aku turun duluk ye”. Cik Gapar betare kan urang bini narik kulek ketepi pantai.   “ Mak bang, sebile ikam masang mesin de kulek. Ruyal benar ikam ne”. Mak Cik Senot raga gerebusen mun pelakian dak bepaham duluk meli barang. Jaman sare kini nak pandai ngelimat, jangan sampai gede pasak dari tiang. Cukup la sare bepukut mudal idang muat kedai kupi.
Sejak mukak kedai kupi Cik Senot peritongan bangat pasal duit. Lepas pensiun, Cik Gapar isak mukak tambang, duit idang ari tue decagarkan idang mukak usahe. Tapi karane dak pengalaman, sekali mampau uda itu nyemperak, mesin pun dak kuang depakai. Maklum mesin tweedehand (tangan keduak). Sejak itula mun ngendengar mesin Cik Senot  timbul nyesak de dade. Tige taun mukak kedai, sikit-sikit kepunjin berisik, pendaringan pun dak gik sua kusong.
Jaman gik ngula tima, Cik Gapar kan Cik Senot dak sua berenti bemimipi jadi urang kaye. Biar  gak sekali, isak juak ngerase duit  tima. Sekali mampau, dak timpo bebelikan barang idang ngelekatkan dirik urang kaye, mubel debeli, mebel deganti, pukok e ngenjangak. Sayang makin ari, nok dearap dak datang-datang, sampai –sampai usahe makan mudal. Tima la dak bepulin baru sadar. Demane-mane mun la kelama’-lama’an dekerok dakkan betumpok. La detumpok pun nak dekeluarkan, uji Baba Aseng. Barang betamba mun dak benilai, dak ade rege e. Kitu juak kan idup, biar umor betamba mun dak pandai  berijo muat idup  dak benilai. 
Untong e, lemas ati dak tule ngelemakan utak Cik Senot. Mun Cik Gapar se usa detanyak. Sejurus Cik Gapar ngelepaskan sare, mancing bebulus. Tebiat urang darat kuat kitu, gileran sare de darat baru tekidar  kan laut. Untong e, laut dak same kan Fatima. Mun Fatima dak gik nyaut mun ade nok mutuskan silaturahmi kan die. “ Ukan be name serik, makan kan dirik, ngupi kan dirik gileran senang kan urang lain. Dak sape-sape la serik mun ade nok numpang idup tapi dak nak ngembele dirik, Gileran sare becarik kan dirik“.
Laut  jadi tempat idang ngelepaskan sare idup de darat. Jak sidak tindo, ngabak ari perai, banyak urang Tanjong  mancing ke Suak. Dari sepulo sua dak naro surang nok benar-benar idup dari asel mancing.Separo te gak idang ngelepaskan ritok, deruma detuntut kitu-kini dari urang bini, mangke kaluk begawe desuro sanak-sinek dari kepalak tukang.
Nok name makan mudal usak detanyak, base rege sangu  dak sebanding agik kan asel dedapat. “ Berape kilo Pek dapat  e ???, Ade gase e riwang Repek nak besaing penjalin. Repek dak kala gap, “Sekilo tige”, tegas Repek ngenjawab. Sekali ngendekat baru ketauan, gak  tige ikok bebulus rupe e.”Ngerapik kao ne Pek !!”.  Ilmu Repek mancing to gak duak, pertame bawak ambong jangan gede nok penting banyak  penjalin e, dak lisi. Keduak, mancing jangan beriwang. “ Itula rahasie sukses mancing bebulus, jadi biar dak bule dak ne nok tau, ngenjangak jalan terus “, uji Repek. Tapi ari itu rahasie Repek tebungkar, dak bekutik.
Ukan Repek name e mun kala gap pasal itong beritong,” Nang sekilo tige ne name e, bejalan sekilo dapat tige ikuk” Pandai benar Repek becakap, la ki urang politik juak. Ati-ati Pek becakap, mun pemain Kelab Seri A galak e,   karene tendangan ditransfer pakai nilai tinggi. Mun Kelab Century lain, karene transfer  detendang tinggi-tinggi. Kuat muat urang  telambong mbab kao ne ”.
“ Usa bagik nyinder kitu Pak Cik, lain gap pun lain juak tangkapan e, tapi se la telanjor ikam la bicare transfer, aku nak bepaham kan ikam. Kiape mun isik penjalin ikam to de transfer kan aku daripade urang ruma nendang aku ki cakap ikam, tek ??” Repek ngandal, dak bepulin. Ade juak gase Repek takut kan urang bini. Mun becakap gak tapak die la urang e. Repek mintak bagi bebelus idang ngisik ambong. “ nok penting peca kunyit” nyempulikkan sala takut deambau.
Bemacam care urang idang nandekan dirik isak begawe. Betalang-talangan bebulus mudel Repek itu se biase. Gak ye, jan sampai telanji. Base kudengar dana talangan (bail out) itu nok ngembuat urang betendang-tendangan de tivi pakai cakap dari siang ngentak ke dalu. Mane nok benar, mane nok sala, dak jelas. Ade nok pakai itongan politik, ade nok pakai itongan hukum ade nok pakai itongan bank. Mun ade Rahamin, ade jalan pakai itongan duse, base kuat ngitongek duse urang.  Becarik untong pakai catatan duse muat Repek tekesai detudo Markus (Mafia Kasus).Sejurus urang kampong sampai pegawai kantor takut kan  Rahamin base rajin ngambuek catatan duse ke petugas. Riwang e nok seprofesi ukan dak isak ngingatkan Rahamin. Desinder ‘Malaikat Pencatat Duse’ garang la die dari malaikat, depanggil Mansur (makan surang) tamba ngenjangak, nepa’kan dade. Timbal e duit belis demakan sitan, dak seperene dara jadi e.
Mukukkan untong ngelimbang surut dari ari ke ari detamba perasaan duit belis demakan sitan, Cik Gapar kan Cik Senot berenti behayal jadi urang kaye. Kitu te, bini bedagang, laki dak mutus becarik de laut sampai tebeli kan kulek. Biar untong sikit mun berkah sing pandai la Tuhan ngenganjar, dak usa bekanjar-kanjar mun dak ngaselkan untong, pandaila Tuhan ngator e. Rejeki itu ukan minggak deitong dari harte-bende.   Sayang tebiat urang kampong dak beruba, ngeliat urang giat becarik nimbulkan pecakapan kirik-kanan. Tang sua ne nak ke haji. De kampong ne mimang  kuat kitula, mun ade nok bekindas nyarik duit tang la detudo nak ke haji, mun dak sedeka  desebut ‘yahudi kering’. Mun sampai desebut yahudi kering,reti e  la bangat kedengkut. Ngembagai-bagaikan urang kuat dak bedasar, la macam die la nok benare.
“Tika jadi khatib de mesjid, Pak Long Suhar isak juak nyebut, banyak amalan nok besandar kan harte, ye dak ye harte perlu untuk beramal. Nak ke haji pakai harte, nak zakat pakai harte, nak sedeka pun pakai harte, tapi usa detukokan, ki mudel Qorun. Dak kebenaran muat celake” uji Pak Cik Gapar.
Besetor asel mancing de kedai kupi, bansai segile, sesuai la kan name e, ‘Warung Kupi Bansai’. Engon nok punye kedai teagok-agok ngendengar urang becerite, kaluk ade cerite geruak, cukup la ngurut dade. Kitu juak Kedai Kupi Cik Senot, kadang se banyak la asel Cik Senot daripade urang nok mancing base nak turun ke laut ngupi la, naik dari bang laut ngupi pulak. “Dari ari ke ari ‘Sang Pengupi’ de kampong kite la nak ngalakan penunton film Sang  Pemimpi. Rahasie sukses kedai kupi, tempat urang bekelu kesa. Nok rajin deumerek te,belari detuko kupi. Nok nyampaikan petua khatib mudel Cik Gapar de kedai kupi juak. Berene care ngungkapkan perasaan, ade nok ke laut, ade nok ke kedai kupi ki mudel Cik Gapar,  la tau Cik Senot tukang muat kupi gik manse ngencarik riwang ngupi. Mun raga dak puas ngelepaskan sare bang ati, usa bagik ritok, pakai be jalan pintas, ngempaskan daun gaple, ”Sebanyak-banyak urang becakap, paling susa jadi pendengar.  Jan takut ilang barang de Kedai Kupi, sebatang rukuk kamek jage” uji Engon bepromosi
 Get down…get down, gidau –gidau, suduk decelup kedalam uda itu degidau seagik-agik e, tang la curo. Ibarat Sang Pengupi mun la datang Sang Penyaji, Sang Pemimpi jadi motivasi,  sape tau terurai sare dunie.

Nyemperak Deterepak Sinyal

Tanti’an…., mun malam minggu la datang, seluar ketat jadi andalan, gincu depalor sampai peno de jungor.  “ Usa nak memindaan Ma, pakailah bajuk seting isak umak “. Baju seting, bajuk andalan dayang melayu Belitong, tapi maksekan mudel jaman barik ke jaman sekarang ade jalan panas ati dak deingakan biak kitu ari.  Umak Jaima gerebusan base Jaima ngerantus seari-arian minta debeliek bajuk dade ngepas. “ Bodyfit name e, uji artis sinetron tek, Mak ”. Jaima nerangkan mudel bajuk dari ulu ke iler. “ Dak tau ke, tang  bajuk seting inila nok muat aya kao sampai ngantarkan kemingan ke ruma kakek kao. Dak gede yang…yang kao to, mun dak ade bajuk seting ne”. Jaman umak Jaima barik e, dak saban malam minggu kuang keluar. Nok bini ukan ki urang laki, ade atoran nok dak kuang deterepak. Bebajuk pun kitu juak aurat nak detutup jan sampai muat mate urang laki juler.
Baru sikit umak Jaima becerite, ngenangkan suke jaman mencaningan barik e, Jaima dak timpo mutong cakap umak e. Sepata urang tue, duak pata kate biak mudak kitu ari. Ukan ngikut cakap urang tue, cakap ngikut artis Sinetron nok dak jelas asal usul e.  Jaima…jaima.
Malam minggu, malam panjang. Tiduk kuang dalu, base isok perai. Tapi mun saban ari sing bearap jadi malam panjang, kan suram mase depan. Uji Kik Lebai, Tuhan muat malam idang tiduk, siang untuk ngais rejeki, semue nok ade dedunie ne la deator Tuhan biar seimbang. “ Nok kuat nyengsarekan dirik pun tang kite-kite ini la, timbangan nok la seimbang dekurang-kurangek base ngarapkan kan untong bedagang. Kitu ari barang dagangan to ukan minggak ikan, durin, nanas ajak…..”. Lum abis Kik Lebai becakap, Jemaen la mutong “ Mun ade barang nok kan nguntongkan aku berae, kuang deimbak kik…”, uji Jemaen capas.
Tinggi bilong Jemaen, mun ngendengar ade barang nok kan laku dejual, pedagang keliling kampong mudel Jemaen singgak becarik kan untong. Ambong pempang Jemaen peno berisik ikan mun la turun dari ruma. Dari berae ikan sampai  berae menggale, semue isak degawekan. Jao jalan la detempo, banyak kampong la delaluek tapi lum isak ngendengar Kik Lebai merik tau  barang nok kan laku dejual, sua ne ini sinyal  idang ngembenarek nasib, uji Jemaen bang ati.   
Diam-diam Jemaen salut kan Kik Lebai, biar beari-ari diam de surau tau juak urusan bedagang, “Dak nyangke aku kik,   Ikam nok tiap waktu de surau tau juak …barang bedagang nok kan muat untong”. Tapi lamak de tunggu lum ade juak Kik Lebai barang ape itu.
“Gik jaman nabi, urang bedagang la ade, sampai-sampai urusan nimbang barang dagangan deator benar. Jangan sekali-kali ngurangek timbangan kuk be nganat dunie akherat” uji Kik Lebai. Jemaen gak tapak auk ye, dari tadik lum isak Kik Lebai nyebut barang nok detunggu Jemaen. Cakap Kik Lebai dak kuang jao kan nabi, panjang libar Kik Lebai becakap muat Jemaen ngantok, ki jemaah jum’at ngendengar khatib becakap de mimbar
“Nabi dapat gelar kejujoran juak karene bedagang..tau ke kao En…gelar Al Amin ???” Kik Lebai ninggikan suare, biar Jemaen capas ngenjawab.
Ngendengar  Kik Lebai la nyebut amin, dak timpo Jemaen muatek ketong ngidangkan tangan. Mun la kik Lebai nyebut amin petande cakap Kik Lebai la kan uda. Dak nak kala bagas kan suare Kik Lebai, Jemaen ngenjawab “ Aaammmmiiiiin……..”.  Suasane jadi irau, base sinyal Jemaen  beterepak kan sinyal Kik Lebai, tapi lain operator. Volume suare Kik Lebai la tinggi namba tinggi ngendengar jawaban Jemaen kitu
” Dari tadik dak ngelintarek cakap aku rupe e” Sejurus Kik Lebai nyurokan majelis ngendengar cakap belau. “Agame to usa debuat ki sungkok, kemane-mane debawak, dari ke mesjid sampai ke pasar..Urusan lekat ye lekat tapi dak ade syariat kan ma’rifat”. Cakap Ki Lebai ndak makai mukadimah agik, timbale e Jemaen keilangan sinyal bedagang. “ La dari tadik aku nunggu barang dagangan nok desebut Kik Lebai, tapi lum ade-ade juak” uji Jemaen bang ati
“ La kebangatan urang ne, duluk gak tapak asel bumi nok depejual belikan, kitu tek  kasus urang nak masok penjare jak debuat jadi barang dagangan. Barang nok depasar Inpres jak kuat dak benar timbangan e, ape agik bedagang kasus”. Mate Kik Lebai beradu kan mate Jemaen, maksud Kik Lebai nak ati-ati jadi pedagang.Jemaen pun sampai beraik mate, muat KIk Lebai ngerendakan cakap. Ade gase ngasin becampor takut cakap belau nyinggong perasaan urang, ape agik ngeliat Jemaen berimbes aik mate.
Ukan cakap Kik Lebai nok muat Jemaen niteskan aik mate. Selidik punye selidik nok muat pasal e dak lain ketong Kik Lebai. Saban kali Kik Lebai muatek ketong, lantai membarongan nok debuat dari susunan batang pinang pun begerak. Rupe e barang nok seluar Jemaen to tejepit. Tebayang la sakit nok derasekan Jemaen, dak sua barik Jemaen sampai niteskan aik mate ngendengar urang becakap. Sebelum sinyal amin Kik Lebai beterepak kan sinyal Jemaen, Jemaen netal dudok, mate se kesap-kesip tapi mun ngendengar ade barang nok nak dejual mate kesap-kesip beruba jadi tebelalak. De kampong ne, ukan minggak Jemaen nok rajin ngendengar Amin kan Wassalamualaikum Warrahmatullah Hibarakatuh. Bagi urang macam Jemaen, barang nok busan decakapek  dak kuang lamak dedengar.
Manusie mimang kuat terperangkap berita baik nok berujong sengsare. Banyak pulak berita burok nok jadi pelajaran idang ngembuatek nasib. Al-Qur’an becerite banyak pekare kezaliman de dunie, Dari mulai Qarun nok rakus harte, Fir’aun nok gile jabatan. Betambun cerite kecurangan demuke bumi deungkap biar dak teulang. Cerite Qur’an mimang cerite barik, tapi  ade sinyal kehidupan nak selalu berulang de jaman kitu ari. Dak Kik Lebai, dak Umak Jaima, dak Kik Sera’ie dak Nek Mot,urang,-urang tue dekampong  mace petande jaman nok dak baik tapi semakin debidarkan semakin dak deingakan. Petua urang tue kerap dak deingakan, senjang sinyal idup beganti kan sinyal komunikasi nok lebe moderen. Nok mudak gak tapak gerebusan,kritik sanak kritik sinek tapi dak sutik rawan gawe e. Banyak juak nok tue dak nak kala kan urang mudak, Mun tempat besilak la deginggor baru nak turun dari membarongan.
Jaima dak gilak upen  kan sinyal idup, kecuali  sinyal  handphone  dari pujaan ati. Minggak ye, Jemaen berimbes aik mate gara-gara beterepak sinyal kan Kik Lebai. Tapi mun Jaima lebe para, gara-gara deterepak sinyal tekapar masok bandar depingger. Mutor nok baru depinjam banai dak keruan. Bajuk asel dari ngerantus urang tue, sitai banai tekait nok ape gerang e, gara-gara mace pesan telepon. Sikok migang handphone, tangan sikok e mingang setang mutor. “ Tunggu abang de ruma ye Ma, Repek “  
Malam itu Repek berenti  base teliat kan durin. “ Durin ne idang besiasat, nyenangkan ati umak Jaima. Tapi sayang lum sempat durin deantar Repek nerimak kabar dak baik, Jaima nyemperak debandar gara-gara nerima pesan.
Petua umak Jaima ade benare “Mun nganyau, peleser kuang perai, gak  makan ne dak kuang perai, Mun la masok ruma sakit baru la terase, umak juak nok ritok. Idup dak cukup dari ngenggedekan jangak, dapat-dapat barang nok depakai pun tumpas berenus. Ini baru deterepak sinyal. Isok mun ade urang nelepon berenti duluk ye Nak”. Jaima pun gak nganggok dari tempat tiduk.  








NGERTIIN SENDIRI YAH HEHE

ASAL-USUL PULAU BELITUNG

ALKISAH, pada zaman dahulu, di Pulau Bali memerintahlah seorang raja yang adil dan bijaksana. Karena bijaksana dan adilnya, sang Raja sangat disegani dan disayangi rakyatnya. Dikisahkan sang Raja ini mempunyai seorang putri yang cantik jelita. Kecantikannya terkenal hingga ke berbagai pelosok. Hingga setelah menginjak dewasa, banyak pemuda daerah lain hendak melamarnya untuk dijadikan istri.
Suatu hari di antara para pemuda yang datang melamar itu terdapatlah seorang putra mahkota. Namun apa hendak dikata, lamaran itu ditolak putri sang Putri, sehingga Baginda merasa heran. Begitulah yang terjadi hingga lamaran tujuh putra mahkota kerajaan lain selalu ditolak sang putri.
“Mengapa putriku selalu menolak setiap lamaran yang datang?” begitu tanya baginda dalam hati. Baginda raja merasa heran dengan kelakuan putrinya itu. Ia juga malu kepada raja-raja sekitarnya serta khawatir kalau-kalau ada sesuatu yang disembunyikan putrinya.
Karena penolakan tersebut selalu terjadi berulang-ulang, baginda pun bermusyawarah dengan permaisuri. Mencari tahu apa yang membuat sang putri menolak setiap lamaran pemuda yang ingin menjadikannya sebagai istri. Akhirnya, sepakatlah mereka berdua untuk memanggil sang putri dan menanyakan langsung kepadanya.
Pada satu saat permasisuri pun memiliki kesempatan yang tepat untuk memanggil putrinya dan menanyakan latar belakang tingkah lakunya. “Anakku yang cantik, mengapa selama ini ananda selalu menolak lamaran yang datang?” tanya sang permaisuri.
Ditanya demikian sang putri sempat terdiam sesaat. Akhirnya dengan berat hati, sedih bercampur malu sang putri pun menerangkan sikapnya. ”Bukanlah ananda tidak mau menerima lamaran itu. Tapi, merasa malu dengan penyakit yang sedang ananda derita ini,” jawab sang Putri. “Penyakit apakah yang sedang Ananda derita?” tanya sang Permaisuri lagi.
Ditanya demikian sang putri kembali terdiam. Dia tak berani menatap ibunya. Sang Permaisuri pun segera mendekati sang Putri dan memeluk putri kesayangannya itu. Dalam pelukan permaisuri, sambil terisak, sang Putri pun menceritakan ihwal penyakit yang sedang ia derita. Ia menderita penyakit kelamin.
Mendengar jawaban itu, permaisuri pun mengerti dan merasa sedih dengan nasib putrinya itu dan menyampaikannya kepada baginda. Mendengar berita itu baginda sangat bingung. Ia tak tahu harus berbuat apa. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuat sayembara. Dipanggilnya hulubalang istana.
“Hai hulubalang, buatlah sebuah pengumuman ke seluruh negeri ini. Barang siapa dapat menyembuhkan sang putri, sebagai hadiah akan dinikahkan dengan putriku,” perintah baginda.
Disebarkanlah pengumuman itu ke seluruh negeri. Banyak orang yang datang untuk mencoba menyembuhkan sang putri. Namun, setelah berbagai ikhtiar dilakukan, tak satu pun yang berhasil. Putuslah harapan baginda terhadap kesembuhan putrinya. Karena tak berhasil, baginda pun memilih menempuh jalan lain. Mengasingkan sang putri ke sebuah semenanjung, di sebelah utara Pulau Bali.
Setelah segala sesuatu disiapkan, diantar baginda dan permaisuri beserta pembantu-pembantu istana yang telah ditentukan, sang putri berangkat ke tempat pengasingannya. Sesampai di tempat yang dituju, di tengah hutan, sang putri ditinggal sendiri. Kemudian, setelah memohon kepada dewata bagi perlindungan anaknya, dengan sedih baginda pun meninggalkan tempat tersebut.
Sebetulnya di hutan itu sang putri tak sendiri. Ia ditemani seekor anjing, bernama Tumang. Sesekali waktu datang beberapa orang pembantu istana datang melihat keadaannya sambil membawakan segala keperluan hidup.
Suatu hari, ketika sang putri sedang buang air kecil, dilihat oleh Tumang, anjing peliharaannya itu. Lalu, Tumang pun menjilati air kencing sang putri, juga sisa-sisa air kencing yang melekat di kemaluan sang putri. Sang putri pun membiarkannya. Kejadian seperti itu berlangsung hampir setiap kali sang putri kencing dan cukup lama. Satu keanehan terjadi. Penyakit yang diderita sang putri berangsur sembuh.
Sudah menjadi hukum alam bahwa, manusia adalah makhluk yang lemah. Begitu juga dengan sang putri. Sebagai seorang gadis remaja, ia juga mendambakan kehangatan kasih mesra seorang kekasih. Karena tanpa pengawasan, ditambah lagi asmara yang sedang menggelora, maka perbuatan dengan anjingnya itu berubah sebagai pelampiasan nafsunya yang sedang menggelora. Hari berganti pekan, pekan berganti bulan, kebiasaan sang putri berujung menjadi hubungan kelamin antara kedua makhluk berlainan jenis dan keturunan itu, hingga akhirnya sang putri pun mengandung.
Ketika rombongan dari istana datang meninjau, kelihatanlah bahwa keadaan putri telah berubah dari biasanya. Melihat keadaan itu, pemimpin rombongan menanyakan kejadian sebenarnya yang dialami sang putri. Setelah didesak, sang putri pun berterus terang dan menceritakan apa yang telah dilakukannya dengan si Tumang.
Begitu kembali ke istana, kabar buruk itu pun langsung disampaikan pemimpin rombongan kepada baginda dan permaisuri. Begitu mendengar kabar tersebut, bukan main murkanya baginda. Ingin rasanya ia segera menyudahi putrinya itu.
Setelah beberapa hari berfikir, baginda mendapat cara untuk menyelesaikan persoalan yang menimpa putrinya tersebut. Pada suatu malam, baginda mensucikan diri dan memohon kepada dewata agar putrinya dihukum dengan jalan menghancurkan tempat yang dihuni putrinya berhubung tempat tersebut telah menjadi kotor, sehingga akan mencemarkan nama baik baginda.
Dengan kehendak dewata, beberapa hari kemudian turun hujan sangat deras disertai angin ribut yang sangat besar. Sekejap kemudian putuslah bagian semenanjung utara Pulau Bali yang ditempati sang putri diasingkan, lalu hanyut terapung-apung dibawa gelombang ke utara.
***
ADALAH Datu’ Malim Angin dan Datu’ Langgar Tuban, yang sedang memancing ikan menggunakan perahu sampan. Tengah asyik memancing, mereka berdua dikejutkan pemandangan aneh. Tak jauh dari tempat mereka memancing nampak sebuah pulau hanyut melintas terbawa arus laut.
Dalam keheranan, Datu’ Malim Angin segera mengayuh sampannya dan mengejar pulau hanyut tersebut. Begitu berhasil mencapai salah satu bagian pulau tersebut, Datu’ Malim Angin segera naik ke daratan dan mengikatkan tali sauh pada potongan sebatang pohon (konon kabarnya pohon mali berduri, red.). Setelah mengikatkan tali sauh di potongan pohon tersebut, Datu’ Malim Angin segera menancapkannya pada sebuah gunung dan melemparkan jangkarnya ke laut. Seketika pulau hanyut itu pun berhenti. Namun, karena baru terikat pada satu tiang, pulau itu terus berputar.
Melihat pulau tersebut masih terus berputar-putar, Datu’ Malim Angin pun berlari ke arah berlawan dari kayu pertama tadi. Pada sebuah gunung Datu’ Malim Angin berhenti dan mematahkan sebatang pohon baru’ (pohon waru, red.), lalu menancapkannya pada puncak gunung dimana ia tadi berhenti. Setelah itu barulah pulau hanyut tersebut berhenti berputar.
Secara turun temurun cerita pulau Bali yang Terpotong ini berkembang secara lisan di masyarakat. Lama kelamaan penyebutannya berubah menjadi Belitong.
Konon, gunung tempat pertama Datu’ Malim Angin menambatkan tali sauhnya dikenal dengan Gunung Baginde, terletak di Kampung Padang Kandis, Membalong. Gunung ini, oleh mereka yang percaya, dikenal sebagai pancang Selatan Pulau Belitung. Dan, juga menurut mereka yang percaya, sampai sekarang Datu’ Malim Angin masih ‘mendiami’ / menguasai gunung tersebut. Sedang gunung kedua, adalah Gunung Burung Mandi.

Tanjong Kelayang Syair Dangdut Escape, Zamrud Khatulistiwa


Alam Berseri-Seri Bunga Beraneka
Mahligai Rama-Rama, Bertajuk Cahya Jingga
Surya Di Cakrawala”
Sebait lirit lagu Zabrud Khatulistiwa yang dinyanyikan Almarhum Chisye ini sangatlah indah dimana lirik-liriknya menceritakan betapa mempesonaya Indonesia yang dikenal dengan Zambrud Khatulistiwa.hal ini tentulah beralasan Ribuan Pulau Digugusan Nusantara ini menyimpan kekayaan Alam dan Adat Istiadatnya yang Indah,”
Pulau-pulau yang bertebaran ini menyimpan Pontensi Wisata Bahari yang penuh dengan ke Aneka Ragaman, Tidak terkecuali Pulau Belitung yang bagian dari Gugusan kepulauan Nusantara ini.
Pulau Belitung Keindahan Pantainya sungguh memukau, Pasir yang berkilauan diterpa sinar Matahari bagai hamparan butiran berlian, Air laut yang jernih dengan Panorama Biota laut yang Indah didasarnya.
Belitung memberikan sejuta Pesona dengan Pantainya yang Indah Penduduk yang ramah”.Dua Pantai yang menjadi Maskot adalah pantai Tanjung Tinggi dan Tanjung kelayang yang sudah dikenal. Maka selayaknyalah Infrastuktur harus segera di Bangun untuk mendukung Kawasan ini.
Tahun 2010 ini Babel menjadi Tujuan Wisata hal ini tentu menjadi Perhatian bagi Pekerja Seni yang berasal dari Babel untuk membuat berbagai karya Kreatifnya guna menunjang kegiatan keparawisataan di Babel, Seperti yang dilakukan salah satu Seniman Pencipta Lagu Daerah Belitung Escape Jolly Barito.
Kali ini Escape kembali menciptkan Lagu yang bertema Visit Babel yang sudah selesai penggarapan Audionya, Rencananya nanti akan dilanjutkan penggarapan dengan Video Klipnya. Semangat Escape dalam berkarya tidak pernah surut hal ini terlihat dari tumpukan karya-karyanya yang siap untuk di liris namum terkendala dengan Dana, Beberapa Lagu Daerahnya dinyanyikan oleh Sidik dalam Album yang digarap Jhoni musisi Belitung. Meski demikian Escape tidak pernah patah semangat “Suatu saat Saya yakin tumpukan Karya-karya ini akan ada mampaatnya” Begitu menurut Escape, Saat ditemui di Rumahnya di kawasan Pasar Baru Jakarta.
Salah satu lagu yang menarik di Album Visit Babel ini adalah Tanjong Kelayang berirama Dandut Pop Melayu dengan Syair Berbahasa Indonesia hal ini dilakukan Escape agar Album ini bisa dinikmati baik bagi warga Babel maupun bagi masyarakat luar dari Babel.
“Lagu Tanjong Kelayang Sendiri menceritakan Pesona Pantai ini tidak kalah menariknya dengan Pantai lainya di Indonesia maka sudah sepatutnya Saya Tumpakan kedalam karya” Begitu menurut Escape.
Namum jika diamati lagu ini tidak hanya berupa hiburan semata bagi Masyarakat Babel namum juga merupakan sarana Informasi untuk menyatakan bahwa Babel merupakan tujuan Wisata yang layak untuk dikunjungi, Sementara lewat Album ini akan ada Edukasi bagi masyarakat Lokal untuk tetap bekarya buat Daerahnya melalui Seni dan Budaya

Tradisi Besaoh

Diantara berbagai adat dan istiadat budaya bangka belitung yang unik dan menarik, dewasa ini banyak tradisi budaya yang pudar dan semakin meredup gaungnya.
Salah satu yang mulai dan terbiaskan oleh perkembangan zaman adalah tradisi besaoh. Tradisi yang berkembang dan sangat kuat dalam bermasyarakat bagi penduduk Bangka Belitung itu perlahan mulai kehilangan tempat di “hati” masyarakatnya.
Tradisi besaoh merupakan kebiasaan bermasyarakat Bangka Belitung yang sangat kuat bernafaskan rasa tolong menolong antara satu dengan yang lain untuk mencapai suatu hal yang berat dicapai bila dikerjakan secara individu.
Budaya besaoh yang dulunya memegang peran penting dalam kehidupan di Bangka Belitung dilandasi oleh adanya ikatan yang kuat antar sesama masyarakat. Sehingga dikenal bahwa masyarakat Bangka Belitung memiliki rasa tolong menolong dan mempunyai rasa solider yang tinggi.
Istilah besaoh muncul dari kata behaoh (bahasa bangka bagian selatan), kata itu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara bersama sama (bergotongroyong) dalam membantu mengerjakan suatu kepentingan seseorang.
Contoh konkritnya :
Dahulu didalam menanam padi ladang (berume) selalu dikerjakan secara bersama-sama. Misalnya, terdapat 5 orang petani mengerjakan menanam padi pada lahan milik si A. (salah satu dari 5 org itu). Pada hari lain mereka mereka juga membantu menanam padi pada milik si B, si C hingga semua selesai menanam padi.
Namun, kebutuhan untuk membantu sesama masyarakat itu (terutama tenaga fisik) tidak terkendala pada jenis pekerjaan yang sama. Adakalanya disaat sedang mengerjakan rumah, membuka kebun, mempunyai hajatan hingga kebutuhan lainnya.
Yang unik, didalam tradisi besaoh ini adalah terdapat kepentingan pribadi yang dikerjakan secara bersama-sama tanpa ada istilah UPAH. Namun, hal itu di amanatkan menjadi suatu kewajiban untuk membantu anggota masyarakat yang lainnya. Istilahnya dikenal dengan BALAS BUDI. Tradisi ini terkadang hanya melibatkan antar satu, dua, beberapa orang hingga dalam jumlah yang cukup banyak.
Kewajiban yang UTAMA bagi yang mempunyai kepentingan (yang dibantu) dalam menjalankan tradisi itu adalah menyiapkan makan minum dari mulai pelaksanaan hingga selesainya pekerjaan itu. Tidak ada hal lain yang disyaratkan guna menjalankan budaya “besaoh”.
Saat ini, tradisi itu telah memudar dari sendi kehidupan bermasyarakat di seluruh Bangka Belitung. Hal ini merupakan imbas langsung dari perkembangan pembangunan disegala bidang. Terutama rasa solider yang kian menurun ditekan gaya “individualisme” ala kapitalis . Juga berbagai pola hidup modern yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidup bermasyarakat di Bangka Belitung.
Tradisi besaoh memang masih terdapat di berbagai wilayah, namun intensitas dan spirit yang dulunya ada sudah berbeda. Dewasa ini, banyak masyarakat yang sudah meninggalkan pola bertani ladang, berkebun sahang/lada, dan lain lain. Banyak yang beralih profesi ke sektor pertambangan, swasta dan lainnya.
Sekilas, merasakan nuansa gotongroyong pada tradisi besaoh ternyata sungguh berbeda dari kegiatan gotong royong biasa. Pola kerjasama dan ikatan pekerjaan yang diselesaikan dari awal hingga akhir itulah yang memberi “nilai lebih” dari sekedar kegiatan lainnya.
Akankah nantinya nilai-nilai tradisi besaoh punah dari bumi Bangka Belitung, semoga saja tidak. Khasanah budaya yang membuat Bangsa Indonesia terkenal akan kuatnya ikatan gotongroyong di masyarakatnya semoga dapat bertahan hingga nanti. Amien .

Screen Capture