Jumat, 30 September 2011

TRADISI BUANGJONG DI BELITUNG

A. Selayang Pandang
Buang Jong merupakan salah satu upacara tradisional yang secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat suku Sawang di Pulau Belitung. Suku Sawang adalah suku pelaut yang dulunya, selama ratusan tahun, menetap di lautan. Baru pada tahun 1985 suku Sawang menetap di daratan, dan hanya melaut jika ingin mencari hasil laut.
Buang Jong dapat berarti membuang atau melepaskan perahu kecil (Jong) yang di dalamnya berisi sesajian dan ancak (replika kerangka rumah-rumahan yang melambangkan tempat tinggal). Tradisi Buang Jong biasanya dilakukan menjelang angin musim barat berhembus, yakni antara bulan Agustus-November.
Pada bulan-bulan tersebut, angin dan ombak laut sangat ganas dan mengerikan. Gejala alam ini seakan mengingatkan masyarakat suku Sawang bahwa sudah waktunya untuk mengadakan persembahan kepada penguasa laut melalui upacara Buang Jong. Upacara ini sendiri bertujuan untuk memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang mungkin dapat menimpa mereka selama mengarungi lautan untuk menangkap ikan.
Keseluruhan proses ritual Buang Jong dapat memakan waktu hingga dua hari dua malam. Upacara ini sendiri diakhiri dengan melarung miniatur kapal bersama berbagai macam sesaji ke laut. Pascapelarungan, masyarakat suku Sawang dilarang untuk mengarungi lautan hingga tiga hari ke depan.
B. Keistimewaan
Buang Jong dimulai dengan menggelar Berasik, yakni prosesi menghubungi atau mengundang mahkluk halus melalui pembacaan doa, yang dipimpin oleh pemuka adat suku Sawang. Pada saat prosesi Berasik berlangsung, akan tampak gejala perubahan alam, seperti angin yang bertiup kencang ataupun gelombang laut yang tiba-tiba begitu deras.
Usai ritual Berasik, upacara Buang Jong dilanjutkan dengan Tarian Ancak yang dilakukan di hutan. Pada tarian ini, seorang pemuda akan menggoyang-goyangkan replika kerangka rumah yang telah dihiasi dengan daun kelapa, ke empat arah mata angin. Tarian yang diiringi dengan suara gendang berpadu gong ini, dimaksudkan untuk mengundang para roh halus, terutama roh para penguasa lautan, untuk ikut bergabung dalam ritual Buang Jong. Tarian Ancak berakhir ketika si penari kesurupan dan memanjat tiang tinggi yang disebut jitun.
Selain Tarian Ancak, Tari Sambang Tali juga dijadikan salah satu rangkaian acara dalam upacara Buang Jong. Tarian yang dimainkan oleh sekelompok pria ini, diambil dari nama burung yang biasa menunjukkan lokasi tempat banyaknya ikan buruan bagi para nelayan di laut. Ketika nelayan hilang arah, burung ini pula yang menunjukkan jalan pulang menuju daratan.
Upacara Buang Jong kemudian dilanjutkan dengan ritual Numbak Duyung, yakni mengikatkan tali pada sebuah pangkal tombak, seraya dibacakan mantra. Mata tombak yang sudah dimantrai ini sangat tajam, hingga konon dapat digunakan untuk membunuh ikan duyung. Karena itu pula ritual ini disebut dengan Numbak Duyung. Ritual kemudian dilanjutkan dengan memancing ikan di laut. Konon, jika ikan yang didapat banyak, maka orang yang mendapat ikan tersebut tidak diperbolehkan untuk mencuci tangan di laut.
Setelah itu, Buang Jong dilanjutkan dengan acara jual-beli jong. Pada acara ini, orang darat (penduduk sekitar perkampungan suku Sawang) turut dilibatkan. Karena, jual beli di sini tidak dilakukan dengan menggunakan uang, namun lebih kepada pertukaran barang antara orang darat dengan orang laut. Pada acara ini, dapat terlihat bagaimana orang darat dan orang laut saling mendukung dan menjalin kerukunan. Dengan perantara dukun, orang darat meminta agar orang laut mendapat banyak rejeki, sementara orang laut meminta agar tidak dimusuhi saat berada di darat. Acara ini kemudian dilanjutkan dengan Beluncong, yakni menyanyikan lagu-lagu khas suku Sawang dengan bantuan alat musik sederhana. Usai Beluncong, acara disambung dengan Nyalui, yaitu mengenang arwah orang-orang yang sudah meninggal melalui nyanyian.
C. Lokasi
Upacara Buang Jong biasanya diadakan di kawasan pantaiyang dekat dengan perkampungan suku Sawang. Salah satunya di Tanjung Pendam, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Indonesia.
D. Akses
Bagi pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten Belitung, sangatlah mudah untuk menuju ke Tanjung Pendam, salah satu lokasi diadakannya Upacara Buang Jong. Karena, Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin berada di Tanjung Pandan. Dari bandara, pengunjung dapat menyewa motor ataupun mobil yang banyak ditawarkan di sekitar bandara.
E. Harga Tiket
Pengunjung yang ingin melihat langsung upacara Buang Jong, tidak dikenakan biaya apapun.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Pengunjung yang ingin melihat keseluruhan rangkaian Upacara Buang Jong tidak perlu khawatir untuk mencari penginapan. Di sekitar Kecamatan Tanjung Pandan telah berdiri beberapa hotel. Selain itu, pengunjung juga akan dengan mudah menemui beberapa bank pemerintah dan mesin ATM, jika kehabisan uang selama di Tanjung Pandan. Untuk kemudahan komunikasi, beberapa operator selular nasional telah membuka jaringan di sana.
Catatan : Tradisi ini juga dilakukan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan, oleh nelayan asal belitung (suku sawang) yang menetap di pesisir Pulau Bangka bagian selatan

PROSES PENAMBANGAN TIMAH


Timah merupakan sumber daya alam utama pulau Bangka Belitung sejak lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah ini merupakan yang terbesar dari beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan untuk di dunia, produksi timah asal Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar dunia.
Didalam sejarah penambangan timah, telah banyak mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Proses penambangan timah pun kian efektif dan efesien berkat kemajuan teknologi pertambangan. Sejak dulu telah tercatat berbagai teknik penambangan timah yang terjadi di Bangka Belitung.
Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan secara menyeluruh, hal ini oleh PT. TIMAH di sebut dengan Penambangan Timah Terpadu.
1. EKSPLORASI (exploration)
Eksplorasi merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna mengetahui seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung. Didalam operasional kegiatan eksplorasi melibatkan beberapa komponen seperti surveyor (pemetaan awal), sumur bor/small bore ( mengambil sample timah dengan teknik bor tanah), lab analisis, hingga pemetaan akhir geologis (geological map).
Proses eksplorasi sangat menentukan berjalannya suatu proses penambangan timah. Karena dari tahap inilah muncul DATA PETA GEOLOGIS secara lengkap sebagai panduan utama dalam kebijakan penambangan timah. Sehingga proses selanjutnya dapat ditempuh dengan berbagai analisa operasional yang baik, termasuk rencana anggaran dan sebagainya.
2. OPERASIONAL PENAMBANGAN ( mining )
Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di Bangka Belitung.

a. Penambangan Lepas Pantai
Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas)
Pada kegiatan penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft.
Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.
Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.
Penambangan Timah Darat – Gravel Pump

b. Penambangan Darat

Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai.
Proses penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump).Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.
Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara, penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan ari dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-lobang besar.
Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan. Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100 m3/jam.
Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.
3. PENGOLAHAN (smelting)
Salah satu proses dalam Pengolahan Timah
Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, bijih timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 – 30% Sn menjadi 72 % Sn untuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.
4. PELEBURAN (refining)

Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang disebut crystallizer.
Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di London Metal Exchange (LME).

5. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN (marketing)
Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam timah.Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.
Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk ekspor sedangkan untuk domestik dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di Jakarta. Tipe pembeli logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung (end user) seperti pabrik atau industri solder serta industri pelat timah serta pedagang besar (trader).
Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasar internasional dan terdaftar dalam pasar bursa logam di London (London Metal Exchange). Kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan sertifikat produk (weight and analysis certificate) yang berstandar internasional dan berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange (LME) sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam.
Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah dibedakan atas kualitas dan bentuknya.
A. Berdasarkan kualitas produk dapat dibedakan atas:
Banka Tin (kadar Sn 99.9%)
Mentok Tin (kadar Sn 99,85%)
Banka Low Lead (Banka LL) terdiri atas Banka LL100ppm, Banka LL50ppm, Banka LL40ppm, Banka LL80ppm, Banka LL200ppm
Tin Alloy, dalam bentuk babbit (kadar Sn 80-88 %) dan Pewter (kadar Sn 91-95 %)
Tin Solder, produk solder (info lebih lanjut dapat dilihat di situs resmi PT.TIMAH.)
B. Berdasarkan bentuk dapat dibedakan atas:
Banka Small Ingot
Banka Tin Shot
Banka Pyramid
Banka Anoda



Contoh gambar produk produksi PT Tambang Timah:
Banka Tin 

Mentok Tin

Banka Low Lead

Tin Alloy

Tin Solder

KEBAKARAN DI PASAR GANTONG

Pasar Gantong - Kec. Gantung, Belitung Timur. Tidak banyak yg mengetahui bahwa pasar yg sebagian besar bentuk bangunannya masih berupa bangunan lama ini pernah mengalami kebakaran hebat sekitar tahun 1935-1938. Aku sendiri baru mengatahui kisah bersejarah ini sebulan yg lalu. Ketika seorang sahabat berbaik hati untuk "menginterogasi" neneknya yg kebetulan menyaksikan peristiwa tersebut, untuk mendapatkan info yg valid.

Alkisah kejadian tersebut berawal dari rumah seorang warga yg sedang memasak/menggoreng kue dg menggunakan kompor, entah bagaimana tiba2 kobaran api menyambar dinding rumahnya yg terbuat dari papan. Panik dengan keadaan, Ia berusaha mematikan kobaran api tersebut dg menyiramkan cairan yg terdapat di dalam sebuah tong(wadah air). Bukannya memadamkan api malah membuat api semakin berkobar, tentu saja karena tong yg semula disangkanya berisi air tersebut ternyata berisikan minyak tanah!!!

Tak memakan waktu lama, kobaran api tersebut semakin tak terkendali dan menjalar ke bangunan sebelahnya...terus merambat hingga nyaris menghanguskan seluruh bangunan yg ada di Pasar Gantong!!! Beberapa bangunan penting seperti klenteng lama, sekolah tionghoa "Cung Fa Nok Kaw" dan sebuah gereja (sekarang Gereja GPKRIS) pun ikut terbakar.

Namun berkat usaha & bantuan seluruh warga yg turut bersimpati, kobaran api tersebut akhirnya berhasil dipadamkan. Walau tak sedikit kerugian yg diderita oleh para pemilik toko dan beberapa rumah yg berada disekitar kompleks pertokoan Pasar Gantong.

Berikut beberapa foto Pasar Gantong - Kec> Gantung "tempoe doeloe" maupun keadaannya sekarang  yg tidak begitu banyak mengalami perubahan....dan oleh masyarakat Kec. Gantung akrab disebut dg sebutan "Pasar Koboi"....hehe

Pasar Gantong Tempoe Doeloe - 1930-an (sebelum terbakar)

 
Puing2/reruntuhan bangunan Pasar Gantong 
sesaat setelah kobaran api berhasil dipadamkan




E.C (Electrische Centrale) Samak - Manggar


E.C (Electrische Centrale) pada masanya adalah salah sebuah bangunan penting yg dibangun di Bukit Samak - Kec. Manggar Belitung Timur pada tahun 1909 oleh perusahaan Belanda, Billiton Maatschappij. Billiton Maatschappij merupakan perusahaan milik kerajaan Belanda yg memiliki kuasa menambang timah di wilayah Bangka, Belitung dan beberapa tempat lainnya di masa penjajahan. Begitu fenomenalnya kisah bangunan E.C itu, hingga tak satupun penduduk Belitung yg tidak mengenal namanya.

Bangunan tersebut adalah sebuah stasiun pembangkit listrik bertenaga diesel. Pada masanya E.C sempat di klaim sebagai PLTD terbesar di Asia Tenggara. Mesin diesel sebagai pembangkit daya, pernah diperbaharui pada tahun 1955 dengan mendatangkan mesin diesel 4 tak/langkah, 10 cylinder produksi Stork-Hesselman - Belanda. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga berkekuatan 2400Hp dg daya yg dihasilkan sebesar 1650 KW. Tak tanggung2 sebuah telaga turut difungsikan sebagai sumber pendingin untuk mesinnya. Getaran mesinnya dapat kita rasakan sampai radius kurang lebih 1 km.
 
Dengan kapasitas daya sebesar itu, E.C mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk 4 kecamatan pada waktu itu. Beberapa tangki berukuran besar disiapkan di tempat lain yaitu di pinggir pantai tak jauh dari bangunan E.C berada, khusus untuk menampung supply bahan bakar solar mesin dieselnya. Penduduk sekitar mengenal tempat tersebut dg nama Olie Pier. Olie Pier sebenarnya dalam bahasa belanda kurang lebih artinya adalah pangkalan/pelabuhan minyak.

Namun amat disayangkan, bangunan tua yg seharusnya dapat dijadikan monumen untuk mengenang masa keemasan penambangan timah di P. Belitung. Bangunan tersebut sekarang telah rata dengan tanah akibat dari perbuatan tangan2 yg tidak bertanggung-jawab. Tinggal puing2 bangunannya saja yg dapat kita saksikan. Peristiwa tersebut terjadi ketika Belitung mengalami masa2 sulit pasca P.T. Timah. Sebagian besar bahan bangunan terutama bagian yg terbuat dari besi dan tembaga menjadi target penjarahan oknum2 yg tidak bertanggung-jawab tersebut.

1. Bangunan E.C era 80-an


2. Bangunan E.C pada tahun 1933


3. Bangunan E.C tahun 1920-an

3.Salah satu bagian mesin diesel E.C (gbr.1)

4. Salah satu bagian mesin diesel E.C (gbr.2)


5. Salah satu bagian mesin diesel E.C (gbr.3)

6. Salah seorang pekerja sedang memeriksa
bagian mesin diesel E.C

7. Control Panel generator EC


8. Salah satu sudut ruangan EC

9. Olie Pier, lokasi di pantai Keramat
Samak - Manggar

Seperti beberapa bangunan buatan Belanda lainnya, konon katanya sepasang pengantin Belanda lengkap dengan pakaian pengantinnya ikut dikuburkan di dalam sebuah ruangan khusus yg berada di bagian dasar bangunan E.C tersebut sebagai tumbal. Entah benar atau tidaknya, mitos tersebut telah menjadi bahan pembicaraan masyarakat setempat sampai saat ini.

10. Ground Zero, puing2 bekas bangunan E.C

Menelusuri Jejak Bangunan-bangunan Bersejarah di Belitung 2

lanjutan yg tadi yah ..
3. Eks Rumah Tuan Kongsi (vertegenwoordiger)



 Bangunan yg eks kediaman Tuan kongsi ini dibangun pd tahun 1906, sekarang tinggal sisa2 reruntuhannya saja yg ada. Pada waktu itu bangunan tersebut didirikan di atas bukit Gunung Pandan, disebelah barat lapangan tennis Tanjung Pendam yg masih termasuk wilayah Museum Daerah di Tanjung Pendam.


4. Eks Rumah Dinas Perwira Tinggi (hoofdambtenaar)



Menurut keterangan yg ada pada foto ini, bangunan diatas pernah digunakan sebagai rumah dinas bagi seorang Hoofdamtenaar atau perwira tinggi/utama Hindia Belanda yg ditugaskan di Belitung. Kalau kita amati,  bangunan diatas adalah Museum Daerah Pemkab Belitung Tanjung Pendam sekarang ini. 



5. Kantor Billiton Maatschappij Distrik Tanjung Pandan 

Foto ini dibuat pd di awal abad IX

6.  Mess Timah Tanjung Pendam? 


Menurut keterangan fotonya, gedung ini pernah digunakan untuk merawat orang2 eropa yg sedang sakit....
II. Manggar 

1. Pusat Perbengkelan Lipat Kajang 

 foto ini diambil pada tahun 1925, ketika seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda D. Fock sedang mengadakan kunjungan ke tempat tersebut

 Salah satu sudut ruangan bengkel Lipat Kajang

Gedung Mineralogi Lipat Kajang

Bangunan kantor Lipat Kajang


Kompleks Lipat Kajang sekarang ini dijadikan markas satuan Yonif 147 TNI-AD Manggar
 
2. Gedung Societeit  Manggar


 Gedung ini sekarang masih berdiri dan digunakan oleh Yayasan PERGIB sebagai gedung SMA. Dulu, bangunan ini pernah digunakan oleh MPB (Majelis Pertemuan Buruh) sebagai tempat mengadakan pertemuan dan acara2 tertentu. Setelah itu oleh PT. Timah gedung tersebut dijadikan sebagai tempat hiburan bagi karyawan dg nama Wisma Ria II.

2. EC (Electrische Centrale) - Samak 

 
 Keterangan lebih lanjut mengenai EC Manggar silahkan baca postingan-ku sebelumnya ya?

3. Kantor Telepon Samak - Manggar (Samak)


Kalau kita perhatikan bentuk atapnya, bangunan ini sekilas mirip dg rumah dinas Bupati Beltim.
4. Eks Rumah Dinas Kepala Administrasi District Manggar (Samak)


5. Eks Rumah Dinas Hoofdambtenaar (Perwira Tinggi/Utama) Hindia Belanda (Samak)


6. Kantor Billiton Maatschappij Distrik Manggar


7. Hotel Manggar Tempo Dulu (Samak)


8. Olie Pier (Pelabuhan Minyak) 


Lokasi penampungan minyak ini sekarang tinggal puing2-nya saja dan dijadikan tempat memancing bagi penduduk setempat.  


III. Gantung 

1.Jembatan Bom 


Jembatan yg pernah menjadi sasaran pengebom-an tentara Jepang ini sekarang sudah tidak ada lagi, posisinya digantikan oleh jembatan lain yg dibangun dimasa pemerintahan Orde Baru. Besi2 konstruksi jembatan ini telah habis dijarah oleh oknum2 yg tidak bertanggung-jawab untuk dijual kembali.

2. Jembatan Gantung 


Jembatan kecil ini tadinya menjadi penghubung Jembatan Bom dari dan menuju pasar Gantung.

3. Bendungan Pice

 Foto ketika bendungan Pice sdg dibangun
 
Bendungan yg menjadi ikon Kec. Gantung ini sekarang masih berdiri dan berfungsi dg baik. Lokasinya berada di Desa Canggu. Bendungan ini di dirikan pada tahun 1928, istilah "Pice" diambil dari nama sang arsitek yg merancang bendungan ini yaitu Mr. Vance.

4. "Pice Kecik"


Konon bendungan kecil ini adalah cikal-bakal Bendungan Pice. Bendungan ini dibangun untuk mengatur ketinggian dan debit air yg berasal dari hulu Sungai Lenggang, untuk menunjang pengoperasian EB II yg pada saat itu beroperasi di areal sekitar hilir Sungai Lenggang. Namun sayangnya, bendungan ini sudah tidak dapat kita temui lagi. Tinggal sedikit sisa2 bangunannya saja yg bisa kita lihat.

5. Kantor Billiton Maatschappij Distrik Lenggang


Bangunan yg terakhir kalinya digunakan oleh PT. Timah ini sekarang masih bisa kita lihat di dekat pintu masuk kompleks pelataran timah Gantung. Namun gedung ini sekarang sudah tidak difungsikan sebagai kantor lagi dan kondisinya sangat tidak terawat.


IV. Lain-lain 

1. Bangunan Pertambangan Timah - Kelapa Kampit


2. Smelter (pusat pengolahan biji timah) - Kelapa Kampit


3. Gudang Dinamit - Kelapa Kampit


4. Gudang Billiton Maatschappij - Kec.Buding



5. Mesjid Lalang - Manggar